BERITA WATAMPONE– Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bone terus menunjukkan komitmen kuat dalam menyukseskan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah pusat. Tak hanya fokus pada distribusi dan kualitas gizi makanan, kini Pemkab Bone juga memperkuat aspek keamanan pangan dengan membentuk Satuan Tugas (Satgas) Keamanan Pangan di tingkat kabupaten hingga kecamatan.
Langkah ini merupakan tindak lanjut langsung dari arahan Bupati Bone agar setiap tahapan penyediaan makanan, mulai dari pengolahan hingga penyajian, terjamin kebersihannya dan memenuhi standar keamanan konsumsi.
Kasatgas Percepatan MBG Kabupaten Bone, Edy Saputra Syam, menjelaskan bahwa pembentukan Satgas Keamanan Pangan ini menjadi upaya preventif untuk menjaga kualitas dan higienitas seluruh makanan yang disalurkan kepada para siswa penerima manfaat.
Pengawasan Ketat dari Dapur Hingga Sekolah
Edy menegaskan, Satgas Keamanan Pangan ini akan bekerja secara langsung di lapangan untuk memantau seluruh rantai distribusi makanan MBG. Mulai dari bahan baku yang digunakan, proses pengolahan di dapur, hingga distribusi makanan ke sekolah-sekolah.
Selain itu, para kepala sekolah juga dilibatkan sebagai bagian dari pengawasan di lapangan. Mereka diminta untuk aktif memastikan makanan yang diterima oleh siswa dalam kondisi layak, bersih, dan aman untuk dikonsumsi.
“Kami tekankan kepada kepala sekolah agar ikut memperhatikan makanan sebelum sampai ke siswa. Semua harus diawasi agar anak-anak kita mendapatkan makanan sehat, bergizi, dan aman,” tambah Edy.
Lima Dapur MBG Aktif, Kahu Jadi Percontohan
Saat ini, tercatat ada lima dapur MBG yang beroperasi di Kabupaten Bone, yakni di Kecamatan Salomekko, Palakka, Lamuru, Tanete Riattang Barat, dan Kahu. Dari kelima lokasi tersebut, dapur MBG di Kahu menjadi dapur percontohan karena memiliki fasilitas paling lengkap serta dukungan yang kuat dari Yayasan La Buaja.

Baca Juga: Lima Desa di Bone Resmi Jadi Desa Binaan Imigrasi
Dapur MBG Kahu juga tercatat memiliki sasaran penerima manfaat terbanyak, yakni sekitar 3.100 siswa dari berbagai sekolah di wilayah tersebut. Hal ini menjadi alasan utama mengapa dapur Kahu mendapat perhatian khusus dalam hal pengawasan mutu dan standar keamanan pangan.
“Kami belajar dari pengalaman daerah lain. Jangan sampai ada kejadian keracunan di Bone. Karena itu, kami perketat pengawasan dari hulu sampai hilir,” tegasnya.
Dua prinsip tersebut menjadi acuan utama dalam menjamin keamanan pangan di setiap tahap pengolahan.
Kolaborasi untuk Anak Sehat dan Cerdas
Melalui pembentukan Satgas Keamanan Pangan ini, Pemkab Bone berharap sinergi antara pemerintah daerah, sekolah, dan masyarakat dapat semakin kuat. Program MBG bukan hanya soal memberikan makanan gratis, tetapi juga tentang membangun generasi sehat dan cerdas melalui pola konsumsi yang aman dan bergizi seimbang.
“Kami ingin memastikan, setiap anak yang makan dari program ini benar-benar mendapatkan manfaat terbaik. Ini bukan hanya soal logistik, tapi tentang masa depan generasi Bone,” tutup Edy dengan optimis.








